THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Wednesday, May 26, 2010

Bicara Hati


Alhamdulillah...selesai segalanya.....gembira tak terkata kerana semester ini berakhir juga....

Akhirnya dapat jua aku menyiapkan semua projek final...cuma tinggal satu semester saja lagi untuk aku menghabiskan pengajian ini...

Alhamdulillah....Syukur kehadrat Illahi dengan limpah kurniaanNya aku masih mampu menghabiskan semester ini...dengan ilmu yang diberikanNya akan aku gunakan sebaik yang mungkin...

diri ini...

hanyalah seorang pengembara di bumi Allah...
tiada apa yang menjadi milikku melainkan segalanya pinjaman dariMu...
dariMu aku datang, kepadaMu jua aku akan kembali...
sesungguhnya aku inginkan keredhaan dariMu dalam setiap apa yang aku lakukan & setiap apa yang bakal aku tempuhi, hanya padaMu aku berserah...
moga akan diberikan ketabahan & kekuatan iman serta sentiasa di dalam pimpinanMu dalam menempuh liku-liku kehidupan di dunia yang fana & yang penuh onak ini sebelum menuju ke alam yang abadi...amin


BISMILLAH...

Di hadapanMu aku bersujud
Di hadapanMu aku bermunajat
Menginsafi atas segala kealpaan diri
Mengakui akan kelemahan diri
PadaMu aku bermohon
PadaMu aku mengadu
Agar diberikan kekuatan
Untuk aku terus berada di atas jalan yang diredhai
Walau ujian tidak pernah sunyi
Yang sering mengetuk diri
Mengingatkan aku untuk kembali kepadaMu
Kini ku sedar akan kelemahan diri
Harapan & pergantunganku hanya padaMu Ilahi
Agar diri tidak bisa jauh dariMu

Ku pohon maghfirah dariMu
Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa2ku
Melainkan Engkau Ya Rabb dengan sifatMu, Ya Ghaffur
Pimpinlah aku dalam redhaMu dan bekalkan kekuatan
Untuk aku sentiasa mengingatiMu
dan dalam aku memperbaiki amalanku

Ya Allah, kurniakan aku ilmu yang bermanfaat
Sebagai panduan hidup di dunia ini
Terimalah amalku yang sekelumit cuma
Hasil dari ilmu ibarat air laut di celahan kuku
untuk bekalanku di akhirat sana
dan untung nasibku adalah dari rahmat Mu Ya Rahman

amiiinn Ya Rabbal 'Aalamiin

...segala puji bagi Allah & kepadaNya kita mohon keampunan...

Hamba Illahi
Jamadil Akhir 12 1431 H

Friday, May 7, 2010

Pengorbanan Ibu...LOVE U Mother...


Ibu...
kau permata hatiku
tanpamu siapa anakmu ini

Ibu...
besarnya pengorbananmu
hingga tak terbalas rasanya

Ibu...
anakmu ini sangat menyayangimu
dulu, kini dan selamanya..

Setiap orang pasti memiliki seorang ibu. Ibu adalah orang yang paling banyak jasanya kepada kita. Kita tidak akan sanggup menghitung jasa seorang ibu kepada kita. Jasa dan pengorbanan yang dilakukannya sedemikian besar, sehingga mustahil bagi kita untuk membalas jasanya.

Pengorbanan seorang ibu sudah dimulai sejak kita masih berada dalam kandungannya. Kita lihat saja sekarang, apa yang dialami oleh seorang wanita yang sedang mengandung. Dengan hati-hati seorang ibu akan berusaha untuk menjaga kandungannya supaya tetap sehat. Belum lagi kesibukannya yang lain, yang dilakukannya sambil membawa kita dalam rahimnya.

Dari Abu Hurairah R.A:

Datang seorang menemui Rasulullah S.A.W dia bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling layak untuk bergaul dengan paling baiknya?” “Ibumu” Baginda S.A.W menjawab, “Kemudian siapa?”, “Ibumu”, “Kemudian setelahnya siapa?”, “Ibumu”. Untuk kali berikutnya orang itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?” “Ayahmu” jawab Baginda Rasulullah S.A.W.

Berbuat baiklah dengan kedua ibu bapa kita sewaktu hayat mereka kerana keredhaan Allah datang selepas kerdhaan kedua ibubapanya!

Pengorbanan yang paling besar adalah saat kita mau lahir. Perjuangan yang berat dilaluinya untuk melahirkan kita. Bahkan dia rela mengorbankan nyawanya agar kita dapat lahir dengan selamat.

Saat kita masih bayi, kita dijaganya siang dan malam tanpa kenal lelah. Dua tahun kita disusuinya, hingga kita tumbuh sehat. Kita selalu dibimbingnya dengan sabar, tanpa mengeluh sedikitpun.

Jika kita renungkan lebih jauh, besarnya jasa seorang ibu tidak akan pernah dapat kita balas. Meskipun kita memberinya harta yang melimpah, memberikan perhatian yang banyak, namun jasanya tidak akan terbalas, sampai akhir hayat.

Karena itu dalam Al-Quranul karim, Allah SWT memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama kepada ibu kita. Hal ini terdapat dalam beberapa ayat, yaitu:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Dan Robb-mu telah memerintahkan kepada manusia, janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu, maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak kedua-nya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasing sayang. Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil’ (QS Al-Isra’:23-24)
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا

“Dan sembahlah ALLAH dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya, sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri” (QS An-Nisa:36)

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِن جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Kami wajibkan kepada manusia (berbuat) kebajikan kepada orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”(QS Al-Ankabut:8)


Marilah mulai sekarang kita rubah perilaku kita kepada orang tua kita, terutama kepada ibu kita menjadi lebih baik. Jangan lagi kita menyakiti hatinya, kerana kita takkan pernah mampu membalas jasanya.

Ya Allah, Tuhanku...
balaslah segala pengorbanan ibu dari anak ini kecil sampai dewasa kini
berilah tempat ibuku tempat yang sebaiknya di alam akhirat yang kekal abadi.


LOVE U VERY MUCH MOTHER...my mom Sharifah Shafie...
from u son..

Sunday, May 2, 2010

Keunggulan cinta Rasulullah (SAW)


Alhamdunillah....syukur ke hadrat Illahi dengan limpah kurnia daripada-Nya aku masih bernafas pada pagi yang mulia. Subhanallah, selalulah berzikir kepada-Nya. Hanya melalui Dia kita meminta perlindungan dan pertolongan untuk meneruskan kehidupan ini untuk menuju ke alam yang kekal abadi. Selalulah berdoa ditetapkan keimanan dan ketaatan yang teguh kepada Raja yang selamanya ada yang tidak pernah lalai untuk melihat hamba-hamba-Nya yang mana berbuat baik mahupun kejahatan.

If Rasulullah (saw) is in front of you now, what would you say to him? What would you say to him? Are you ashamed? Would you cry? Would you extend all your heart & being? Would you dare do anything less? Then, why do we stray from his way? Ya Rasulullah, sollu ‘alaika ya Habibillah Khairu Khalqillah.


(Artist: Sami Yusuf, Copyrights Awakening Records, Album: My Ummah)

SYUKUR kepada Allah kerana dengan limpahan anugerah dan kasih sayang-Nya, kita dapat menikmati nikmat Islam, mengecapi manisnya iman dan menghayati indahnya ihsan. Syukur kepada Allah kerana mengutuskan kepada kita seorang Rasul pembawa risalah kerahmatan sehingga kita dapat mengecapi nikmat-nikmat ini hingga ke hari ini.

Tetapi kemanisan dan keistimewaan nikmat dan limpahan ini tidak akan dapat benar-benar kita rasai tanpa menghayati Islam melalui pintu dan manhaj ‘Hubb‘ atau cinta dan kasih-sayang.

Alangkah bertuahnya umat ini kerana dikurniakan seorang Rasul yang memiliki cinta agung yang tulus dan sejati terhadap umatnya. Baginda SAW mengungkapkan cintanya dengan ungkapan-ungkapan cinta yang paling murni dan sejati, termasuklah cinta seorang ayah kepada anaknya, seperti sabdanya,

“Sesungguhnya diriku bagi kalian bagaikan seorang ayah bagi anaknya.” (riwayat al-Darimi).

Jika para bapa yang lain lebih banyak berjasa memelihara kebajikan material yang tidak kekal sifatnya, Rasulullah adalah bapa paling mithali dan paling layak menerima segala darjah kebesaran dan pujian kerana Baginda juga adalah bapa yang membelai dan menyubur jiwa dan roh umatnya agar berjaya di sini dan di alam abadi.

Hidup dan matinya sentiasa tamak menghulurkan kasih sayang, inginkan kebaikan dan kesejahteraan untuk anak-anaknya, sentiasa merasa berat melihat kesusahan yang ditanggung oleh umatnya dan sentiasa tamak berusaha memberikan petunjuk kepada mereka agar mereka terselamat daripada lubuk kesesatan dan kerosakan.

Allah SWT menjelaskan kecintaan dan keprihatinan Baginda ini melalui firman-Nya dalam surah al-Taubah ayat 128. Malah Rasulullah pernah bersabda:

Sesungguhnya perumpamaanku dengan umatku seperti seorang lelaki yang menyalakan api, lalu datang serangga dan kelkatu mengerumuni api itu. Maka aku berusaha menjauhkan kalian dari terkena api itu, sedangkan kalian sentiasa ingin mendekati api itu. (riwayat Bukhari dan Muslim).

Apa sahaja yang dilakukan dan difikirkan oleh Baginda semata-mata demi umatnya sehingga Baginda tidak reda seorang pun umatnya terjerumus ke neraka.

Diriwayatkan oleh Muslim dalam sahihnya daripada Abdullah ibnu ‘Amru ibnu al ‘As berkata: Pada suatu ketika, Rasulullah SAW membaca firman Allah mengenai Nabi Ibrahim as:

Wahai Tuhanku! Berhala-berhala itu telah menyebabkan sesat banyak di antara umat manusia. Oleh itu, sesiapa yang menurutku (dalam Islam yang menjadi peganganku) maka dia adalah dari golonganku; dan sesiapa yang menderhaka kepadaku (dengan menyalahi agamaku), maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani (kiranya dia insaf dan bertaubat). (Ibrahim: 36)

Kemudian Baginda SAW membaca pula perkataan Nabi Isa as iaitu dalam surah al-Maidah ayat 118.

Setelah itu, Nabi mengangkat kedua tangannya dan berdoa sambil menangis: Ya Allah! Umatku! Umatku! Lalu Allah berfirman kepada Jibril as, “Wahai Jibril! Pergilah kamu kepada Muhammad - sememangnya Allah lebih Mengetahui - tanyalah kepadanya apa yang menyebabkan dia menangis.” Maka Jibril as menemui Nabi SAW, lalu bertanya kepada Baginda SAW dan Baginda mengkhabarkan kepada Jibril as sebab tangisannya. Maka Allah berfirman kepada Jibril as, “Pergilah kamu menemui Muhammad dan katakanlah kepadanya bahawa Allah berfirman kepadanya: “Sesungguhnya Kami akan membuatkan engkau reda pada umat engkau dan Kami tidak akan menyakiti (mendukacitakan) engkau dalam urusan umat engkau.

Menurut Imam Nawawi, hadis ini menunjukkan kesempurnaan sifat kasih Nabi SAW terhadap umatnya, keprihatinan Baginda terhadap kemaslahatan dan keadaan mereka. Ia juga menerangkan tentang kebesaran kedudukan Nabi SAW di sisi Allah dan betapa besarnya kelembutan Allah terhadap hamba-Nya. Pengutusan Jibril as kepada Baginda SAW menzahirkan lagi ketinggian kedudukan Baginda di sisi Allah di tempat yang teratas sehingga Baginda dimuliakan dengan diberikan kepadanya apa yang disukai dan diredainya. (Sohih Muslim bi Syarh Imam al Nawawi jilid 2 H: 438)

Rasulullah utamakan umatnya

Sifat kasih yang mendalam menyebabkan Baginda sentiasa mengutamakan umatnya, tidak mahu umatnya menanggung kesusahan dan segala beban umatnya rela ditanggung sendiri oleh Baginda SAW. Rasulullah SAW bersabda:

Aku lebih utama bagi orang-orang yang beriman daripada diri mereka sendiri. Sesiapa dari kalangan kaum Mukminin yang meninggal dunia meninggalkan hutang maka ke ataskulah tanggungjawab melangsaikan hutangnya. Sesiapa dari kalangan mereka yang meninggalkan harta, maka ia adalah bagi warisnya. (riwayat Imam Ahmad, al-Bukhari, Muslim, al-Nasai dan Ibnu Majah). Bahkan, Allah telah berfirman mengenainya sebagai mana dalam surah al-Ahzab ayat 6.

Ulama menyatakan, Nabi SAW adalah lebih utama daripada diri mereka sendiri kerana diri mereka mengajak mereka kepada kerosakan, sedangkan Baginda SAW mengajak mereka kepada keselamatan dan kesejahteraan.

Nabi SAW juga mengambil berat tentang keadaan umatnya dan sentiasa mendoakan mereka. Diriwayatkan oleh al-Bazzar daripada Aisyah berkata:

Tatkala saya melihat Nabi SAW berada dalam keadaan baik, saya berkata, “Wahai Rasulullah! Doakanlah untuk saya.” Rasulullah SAW pun mendoakan, “Ya Allah! Ampunilah dosa Aisyah yang terdahulu dan yang terkemudian, yang tersembunyi dan yang terang.” Mendengarnya, Aisyah ketawa gembira sehingga kepalanya jatuh ke ribanya kerana terlalu gembira. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Adakah doa saya menggembirakan kamu?” Aisyah menjawab, “Kenapa tidak, saya begitu gembira dengan doamu itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah! Inilah doa yang saya panjatkan untuk umat saya dalam setiap solat.”

Rasulullah SAW juga menyimpan doa mustajabnya untuk dijadikan sebagai syafaat bagi umatnya pada hari yang paling penting dan sukar iaitu Hari Kiamat. Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahawa Nabi SAW bersabda:

Setiap nabi mempunyai doa yang mustajab. Maka setiap nabi bersegera memanfaat doa itu. Tetapi aku menyimpankan doa itu sebagai penolong untuk umatku pada Hari Kiamat. (riwayat Muslim dalam kitab al Iman)

Rasulullah adalah duta Allah SWT bagi menyampaikan mesej kasih sayang, dan Baginda telah pun melaksanakan amanah tersebut dengan sempurna. Kasih sayang itu telah pun diterjemahkan dalam segala perbuatan dan perkataan Baginda.

Rasulullah SAW menghulurkan kasih sayangnya, tanpa mengira warna kulit dan agama seseorang, hatta benda-benda tidak bernyawa mengecapi nikmat cinta Baginda. Baginda SAW sentiasa menyuruh bersifat belas dan kasih dan membenci kekerasan dan kekasaran.

Diriwayatkan daripada Aisyah ra bahawa orang-orang Yahudi menemui Nabi SAW, lalu mengucapkan: “Kecelakaan ke atas kamu.” Rasululah SAW bersabda: “Dan ke atasmu juga.” Lalu Aisyah mencelah: “Semoga kecelakaan ditimpakan ke atas kalian juga, laknat Allah dan juga kemurkaan-Nya ke atas kalian.” Rasulullah bersabda: “Perlahan-lahanlah, wahai Aisyah! Berlemah-lembutlah kamu dan janganlah kamu berkasar.”Aisyah berkata: “Apakah kamu tidak mendengar apa yang mereka ucapkan?” Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar apa yang aku katakan? Aku telah pun membalas ucapan mereka. Maka doaku itu dimustajabkan dan doa mereka tidak diperkenankan.” Jelas dalam situasi sebegitupun cinta yang mendalam dalam diri Rasulullah menghalangnya daripada berlebihan dalam membalas kejahatan.

Maka tepatlah Allah telah menggelarkan Baginda sebagai rahmat kepada seluruh alam dan sebagai yang amat pengasih kepada umatnya. Allah SWT telah berkenan mengurniakan kepada Baginda dua daripada nama-nama-Nya yang agung iaitu Ra’uf (Orang yang bersifat belas) dan Rahim (Orang Yang Penyayang).

Di dunia, Nabi SAW sentiasa berusaha memberi keringanan kepada umatnya. Maka Baginda SAW bersabda: “Sekiranya tidak berat ke atas umatku, nescaya aku memerintahkan mereka supaya bersugi pada setiap kali hendak melakukan solat.” Manakala di akhirat, Rasulullah SAW bersabda: “Umatku! Umatku! Ketika itu, manusia sibuk mendapatkan pertolongan para Nabi sedangkan mereka pula sibuk memikirkan nasib diri mereka. Tetapi Nabi Muhammad sibuk memikirkan umatnya bukan dirinya.

Justeru, wajiblah bagi kita menyaksikan kemuliaan Baginda dalam setiap nikmat yang diterima oleh seorang Muslim kerana Baginda SAW adalah pembuka jalan-jalan kebaikan untuk kita dan menzahirkan bagi kita jalan-jalan yang mulia.

Rasulullah menghulur cinta bukan untuk dibalas tetapi untuk diteladani. Meneladani cinta Baginda SAW membawa bahagia hingga ke syurga. Orang yang berakal dan mempunyai hati yang sejahtera, menghargai pemberian dan kasih sayang yang diberikan kepadanya dengan sebaik mungkin dan membalas kasih sayang dengan kasih sayang serta ketaatan yang tidak berbelah bahagi.

Para sahabat adalah orang yang paling hebat kecintaannya terhadap Baginda SAW, maka mereka adalah orang yang paling sempurna ikutannya terhadap sunah Baginda. Bagi mereka melaksanakan perintah Baginda SAW merupakan suatu kebahagiaan yang tidak mengenal erti jemu, lemah dan malas.

Cinta Rasulullah SAW juga unggul kerana ia merentasi tempat dan zaman hingga meliputi umatnya yang tidak pernah bersua dengannya mahupun keluarganya atau sahabatnya.

Diriwayatkan bahawa pada suatu hari Baginda bersabda yang maksudnya, “Bertuahlah sesiapa yang melihatku dan beriman padaku.” Mendengar sabdanya ini mungkin kita umatnya yang datang kemudian agak sedih dan terkilan kerana tidak turut terangkum dalam sabdaannya itu. Tetapi alangkahnya terhibur hati kita apabila mendengar Rasulullah menyambung lagi sabdanya dengan bersemangat, “Bertuahlah, dan bertuahlah, dan bertuahlah, sesiapa yang tidak melihatku dan beriman padaku.

Begitulah sekelumit paparan keunggulan cinta Rasulullah kepada umatnya yang sebenarnya telah melemahkan segala kalam dan lisan.

Ya Allah, jadikan aku seorang insan yang sentiasa meneladani sifat-sifat dalam diri Rasulullah Yang Agung ini. Baginda adalah kekasih Allah yang juga seorang manusia yang terbaik. Tidak ada seorang manusia yang serupa dengan baginda. Allahuakhbar..

Hamba Illahi..
Jamadil Awwal 18 1431 H