THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Tuesday, April 27, 2010

Sentiasa Pandang ke Depan


Alhamdunillah..Dengan berkat Kuasa Illahi aku masih bernafas pada hari ini berbekalkan semangat untuk berjuang ke jalan yang diredhaiNya...

Oh Tuhan, ya Allah!
"Entah mengapa aku tiba-tiba terbangun dari tidur lenaku. Sungguh aku mengingati-Mu pada malam yang hitam pekat, ketika hamparan masa kotor berdebu. Aku berteriak kuat ketika fajar menyingsing sambil tersenyum lebar."

Teringat apa yang dikatakan oleh A'id al-qarni dalam bukunya La Tahzan "apa yang sudah pergi, biarkanlah ia pergi!" Ertinya, janganlah kita selalu bersedih hati dan mengingat-ingat masa lalu kerana ia adalah satu tindakan bodoh dan gila. Ia juga boleh membinasakan masa hadapan.

Bagi orang yang waras, kenangan masa lalu sepatutnya tidak perlu dipersoalkan dan diungkitkan lagi. Kerana, sejarah yang lalu perlu dibuang jauh dan ditutup sampai tidak kelihatan lagi supaya ia tidak terkena cahaya. Sesuatu yang sudah berlalu adalah sesuatu yang tiada lagi, maka mustahil bagi kita untuk mendapatkannya kembali.

Jangan biarkan hidup ini dihantui masa lalu, jangan biarkan hidup ini sentiasa dibayang-bayangi oleh sesuatu yang sudah berlalu. Adakah kita mahu mengembalikan kanak-kanak ke dalam rahim ibunya dan airmata ke pada mata.

Allah s.w.t sudah menceritakan tentang umat-umat yang lampau dan apa yang sudah mereka lakukan "Yang demikian itu adalah satu umat yang sudah berlalu." Segala sesuatu sudah selesai bagi mereka.

Malangnya kita tidak mahu dan berusaha menangani masa kini, sebaliknya kita sibuk memikirkan masa lalu yang sudah dibuang. Kita menyia-yiakan istana-istana kita yang megah, sebaliknya kita pula yang sibuk menguruskan runtuhan bangunan lama.

Sesungguhnya manusia tidah perlu menoleh atau berpaling ke belakang, sebab hembusan angin sentiasa menghala ke depan, air mengalir pun menuju ke depan, kafilah berjalan pun menuju ke depan. Justeru, janganlah cuba menentang arus dan aturan hidup, sunnah alam.

Don't be sad...
Allah s.w.t sentiasa bersama dan menjaga kita walau dimana kita berada...
Alhamdunillah...bersyukur dengan nikmat kurnia dari Allah s.w.t....

Hamba Illahi...

Sekapur Sirih


Bismillah...

Pada hakikatnya manusia selalu rindu akan kebaikan dan kebenaran. Tidak memandang agama, suku, bangsa, ras dan perbedaan-perbedaan lainnya. Setiap individu tentu ingin bahagia dan tenteram. Blog ini mencuba menggali potensi-potensi kebenaran yang selalu kita rindukan. Sebagai seorang muslim, hamba yang kerdil ini berusaha menampilkan bagaimana islam menjawab dan menanggapi berbagai masalah manusia. Adapun asbab kebenaran datangnya bisa darimana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dan aku yakin kebenaran akan terungkap bila kita mengenyampingkan potensi ego diri. Kebenaran itu sejatinya berasal dari Allah Swt. Dipersilahkan untuk meng-copy data- data yang ada, selama diniatkan untuk kebaikan. Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakannya” [HR. Muslim].

Selamat membaca, merenung dan instrospeksi.

Hamba Illahi...
Jamadil Awal 14 1431 H

Monday, April 19, 2010

Bersemangat dalam Hidup


Semoga Allah yang Menggenggam langit dan bumi, membuka pintu hati kita semua agar dapat memahami hikmah di balik kejadian apapun yang menimpa. Dan, semoga Allah membimbing kita untuk terus menyikapi kejadian apapun dengan sikap terbaik kita.

Saudara dan saudariku, yang mahal dalam hidup ini adalah semangat dan kemampuan untuk mempertahankan semangat tersebut. Kita tidak akan pernah meraih apapun yang dalam hidup ini tanpa adanya semangat. Bahkan, kita selalu melupakan kesuksesan kalau kita tidak memiliki semangat.

Rahsia seorang pemimpin, rahsia seorang entrepreneur, dan seorang yang sukses adalah kemampuannya untuk selalu bersemangat dan mampu menularkannya pada orang lain. Dengan semangat yang menggebu, seseorang akan memiliki kemampuan untuk membaca peluang lebih banyak dibanding orang yang tidak bersemangat. Kalau orang sudah bersemangat dalam hidup, maka ia akan mampu berbuat lebih banyak. Dan, semangat itulah yang bisa menggerakkan. Seseorang rela berhujan-hujanan pergi ke pengajian. Apa sebabnya? Ia bersemangat mencari ilmu. Seorang pemuda rela pergi malam-malam ke rumah kekasihnya. Apa sebabnya? Ia bersemangat untuk bertemu dengan si dia.

Maka pertanyaan yang layak kita kemukakan adalah: bagaimana agar kita selalu bersemangat dalam hidup? Semangat akan tumbuh bila ada harapan. Setiap ada harapan, maka di sanalah ada semangat. Sebagai ilustrasi, ada seseorang terjebak dalam gua yang gelap. Badannya sudah lemah dan harapannya sudah hampir habis. Ketika itu ia melihat setitik cahaya dan terpaan semilir angin. Apa yang terjadi pada orang tersebut? Sudah dapat ditebak, semangatnya akan bangkit kembali. Ia menyangka bahawa di sekitarnya pasti ada lubang, dan ia pun akan berjuang untuk mencari lubang angin dan cahaya tersebut. Termasuk dalam bab cinta. Kita akan bersemangat mencintai seseorang, tatkala ada harapan untuk mendapatkannya.

Dari mana harapan itu datang? Ternyata, harapan tidak timbul dengan sendirinya. Harapan timbul dari input (informasi) yang kita dapatkan. Artinya, orang yang akan selalu bersemangat adalah orang yang memiliki kebiasaan (tradisi) mengumpulkan dan menghimpun informasi. Maka, kalau kita ingin menjadi orang yang selalu bersemangat dalam hidup, maka kita jangan pernah berhenti menghimpun informasi. Berhenti mencari informasi, harapan berkurang, maka semanagat pun pasti berkurang. Lalu, input atau informasi seperti apa yang harus kita dapatkan? Tentu input yang dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi standar BAL (benar, akurat, dan lengkap).

Sebuah keputusan yang tepat biasanya diawali dengan adanya tradisi pengumpulan informasi yang BAL. Kalau kita memiliki tradisi ini, kita akan semakin bersemangat dan memiliki peluang besar untuk menghasilkan keputusan yang tepat dalam hidup. Inilah modal yang paling mahal dari seorang yang ingin sukses dalam hidupnya.

Kalau kita menelaah Alquran, kata iqra sebagai kata pertama dari Alquran yang diturunkan pada Rasulullah SAW maknanya tidak sekadar membaca, tapi juga menghimpun informasi. Karena itu, tradisi mengumpulkan informasi jauh-jauh hari sudah diperintahkan Allah SWT.

Masalahnya, tradisi menghimpun informasi ini belum menjadi keseharian kita. Kebanyakan, hari-hari kita berlalu begitu saja tanpa ada manfaat. Kalaupun ada informasi yang masuk, mekanisme kita sering salah, serampangan, dan tidak dipilah-pilah. Karana itu, yang timbul adalah semangat emosi bukan semangat solusi. Jadi, kita harus mulai mengubah cara berpikir atau paradigma tentang informasi. Wang yang kita gunakan untuk menghimpun informasi bukan sebuah pengeluaran, tapi investasi.

Marilah kita iqra, punya tradisi, perangkat, wang untuk selalu bergerak berdasarkan informasi yang BAL agar tindakan kita benar-benar akurat. Kalau kita kaya dengan informasi, otomatis kita akan kaya dengan harapan, kaya dengan semangat, dan tindakan kita akan selalu tepat dan akurat. Pergi ke mana saja kita harus menjadi penghimpun informasi.

Ertinya, bercita-cita apapun kita, pertanyaannya, sejauh mana kita gemar terhadap informasi yang BAL? Informasi bisa lewat buku, media cetak, televisyen, internet, atau seorang guru. Kerana itu, kalau kita berjumpa dengan seseorang, maka usahakan perjumpaan tersebut bisa menambah input yang benar bagi kita. Lihat pemilu, seharusnya mampu mendatangkan input bagi peningkatan kualitas diri kita. Maksudnya, dalam kondisi apapun jadikanlah kita penampung informasi yang BAL. Bila ini yang terjadi, insya Allah hidup akan terasa lebih mudah. Wallahu a’lam bish-shawab.KH Abdullah Gymnastiar

Friday, April 16, 2010

Manisnya Iman


Judul tulisan ini mungkin sudah terlalu sering kita dengar, tapi kemungkinan besar sedikit sekali di antara kita (termasuk penulis sendiri) yang benar-benar telah merasakan hakikatnya. Seandainya kita mau jujur pada diri kita sendiri, sampai saat ini sudah berapa lama kita menjadi seorang muslim? sudah berapa banyak amal ibadah yang kita kerjakan? akan tetapi pernahkah kita merasakan kenikmatan dan kemanisan yang hakiki sewaktu kita melaksanakan ibadah tersebut?
Maka kalau hakikat ini belum kita rasakan, berarti ada sesuatu yang kurang dalam iman kita, ada sesuatu yang perlu dikoreksi dalam keislaman kita. Karena manisnya iman dan indahnya Islam itu bukan sekedar teori belaka, tapi benar-benar merupakan kenyataan hakiki yang dirasakan oleh orang yang memiliki keimanan dan ketaatan yang kuat kepada Allah ?, yang wujudnya berupa kebahagian dan ketenangan hidup di dunia, serta perasaan gembira dan senang ketika beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah ?.
Dan ini merupakan balasan kebaikan yang Allah ? segerakan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat kepada-Nya di dunia, sebelum nantinya di akhirat mereka akan mendapatkan balasan yang lebih baik dan sempurna. Hal ini Allah ? sebutkan dalam banyak ayat Al Qur-an, diantaranya: ayat pertama:

(مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ” (QS. ِِan Nahl:97).
Ayat kedua:
(وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ)
"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan berikan kepada mereka (balasan) kebaikan di dunia.Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakkal" (QS. An Nahl:41-42).
Ayat ketiga:
(وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ)
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu (di dunia) sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat nanti)" (QS. Huud:3).
Ayat keempat:
(قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ)
"Katakanlah:"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Rabbmu".Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.Dan bumi Allah itu adalah luas.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala bagi mereka dengan tanpa batas (di akhirat)" (QS. Az Zumar:10).
Dalam mengomentari keempat ayat di atas, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah – semoga Allah ? merahmatinya – berkata: "Dalam keempat ayat ini Allah ? menyebutkan bahwa Dia akan memberikan balasan kebaikan bagi orang yang berbuat kebaikan dengan dua balasan: balasan (kebaikan) di dunia dan balasan (kebaikan) di akhirat .”
Kemudian kalau kita mengamati dengan seksama ayat-ayat Al Qur-an dan hadits-hadits Rasulullah ? yang mensifati dan menggambarkan ajaran agama islam ini, kita akan dapati bukti yang menunjukkan bahwa agama islam ini Allah ? turunkan kepada manusia sebagai sumber kebahagian hidup yang hakiki dan ketenangan lahir dan batin bagi orang-orang yang memahami dan mengamalkannya dengan baik dan benar.
Di antara ayat2 Al Qur-an tersebut adalah firman Allah ?:
(وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدىً وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ)
"Dan Kami turunkan kepadamu kitab ini (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri" (QS. An Nahl:89).
Juga firman Allah ?:
(يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدىً وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ)
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu (dalam Al Qur-an) pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QS. Yunus:57).
Dalam ayat lain Allah ? menegaskan bahwa Dia ? tidaklah menjadikan agama islam ini sebagai beban yang memberatkan dan menyulitkan manusia, Allah ? berfirman:
(يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ)
"Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu" (Al Baqarah:185).
(مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ)
"Allah tidak menghendaki untuk menjadikan kesempitan bagi kamu" (Al Maaidah:6).
(وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ)
"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan bagi kamu dalam agama ini suatu kesempitan" (Al Hajj:78).
Dan masih banyak ayat-ayat lain yang semakna dengan ayat-ayat di atas.

Renungan Al-Qur’an


Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata:" Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata ".
(QS. AL MAA-IDAH:110)

Wednesday, April 14, 2010

Sesungguhnya Islam itu


Islam itu indah apabila seseorang benar-benar mempelajari, menghayati, dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh secara benar.

Islam mengajarkan untuk membangun kedamaian dengan non muslim dengan cara menghormati, saling berbuat baik, hidup bersaudara, dan menjaga tali silahturrahmi. Banyak kisah-kisah Rasulullah yang selalu memberi bantuan kepada orang lain sekalipun ia seorang Yahudi. Di dalam Al-Qur’an sendiri Allah SWT menggunakan kata-kata yang halus (ahlul kitab) untuk panggilan kaum Yahudi dan Nasrani, padahal Allah SWT tahu bahwa mereka telah mengubah ajaran asli mereka.

Islam mengajarakan agar selalu berbuat baik kepada binatang. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita di saat menyembelihnya untuk selalu mempertajam pisau agar binatang tersebut tidak tersiksa.

Pada suatu hari, Rasululloh Shollallahu ‘alaihi wa Sallam masuk ke kebun seorang sahabat Anshor. Di dalam kebun itu ada seekor onta. Ketika melihat Rasululloh Shollallahu ‘alahi wa Sallam, onta itu merintih dan mencucurkan air mata. Rasululloh Shollallahu ‘alaihi wa Sallam mendatangi onta itu. Beliau mengusap punggung dan kedua telinga onta yang menangis itu. Maka onta itupun diam. Rasululloh Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bertanya: “Siapakah pemilik onta ini? Milik siapa onta ini?” Maka datanglah seorang pemuda Anshor seraya berkata, “Onta ini milikku wahai Rasululloh!” Beliau bersabda, yang artinya: “Apakah kamu tidak takut kepada Alloh, atas hewan yang Alloh kuasakan padamu? Sesungguhnya onta ini mengadu kepadaku, bahwa engkau telah membuatnya lapar dan kelelahan.” Demikianlah nasehat Rasululloh Shollallahu ‘alaihi wa Sallam agar kita bersikap kasih dan sayang terhadap hewan peliharaan. Jangan terlalu membebaninya sehingga kelelahan apalagi sampai kelaparan.

Islam mengajarkan setiap tata cara kita berprilaku sekecil apapun seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Berikut merupakan cara makan Rasulullah SAW :

1. Cara makan, mengapa kita gunakan tangan ? Mengikut cara Rasulullah s.a.w, baginda akan menggaulkan lauk dan nasi dengan tangan kanan dan kemudian membiarkan sebentar, lalu Rasullah s.a.w akan mengambil sedikit garam menggunakan jari kelingkingnya, lalu Rasullah s.a.w akan menghisap garam itu. Kemudian barulah Rasulullah makan nasi dan lauknya. Mengapa? Kerana kedua belah tangan kita ada mengeluarkan 3 macam enzim,tetapi konsentrasi di tangan kanan kurang sedikit dari yg kiri. Ini adalah kerana enzim yg ada di tangan kanan itu merupakan enzim yang dapat menolong proses penghadaman (digestion), ia merupakan “the first process of digestion”. Mengapa menghisap garam? Kerana garam adalah sumber mineral dari tanah yg diperlukan oleh badan kita. Dua cecah garam dari jari kita itu adalah sama dgn satu liter air mineral. Kita berasal dari tanah maka lumrahnya bahan yang asal dari bumi (tanah) inilah yg paling berkhasiat untuk kita.

2. Cara Rasulullah mengunyah Rasulullah mengunyah sebanyak 40 kali untuk membiarkan makanan itu benar-benar lumat agar perut kita senang memproseskan makanan itu.

3. Membaca Bismilllah Membaca Bismillah sebelum makan untuk mengelakkan penyakit. Kerana bakteria dan racun ada membuat perjanjian dengan Allah s.w.t, apabila Bismillah dibaca maka bakteria dan racun akan musnah dari sumber makanan itu.

4. Cara Rasulullah minum. Janganlah kita minum berdiri walaupun ia makruh tetapi ia makruh yang menghampiri kepada haram. Jangan kita minum dari bekas yg besar dan jangan bernafas sedang kita minum. Kerana apabila kita minum dari bekas yg besar, lumrahnya kita akan meneguk air dan dalam proses minum itu, kita tentu akan bernafas dan menghembuskan nafas dari hidung kita. Kerana apabila kita hembus, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dgn air H20, akan menjadi H2CO3, iaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic. Jangan meniup air yg panas, sebabnya sama di atas. Cara minum, seteguk bernafas, seteguk bernafas sehingga habis.

Sebenarnya masih banyak lagi yang ditonjolkan dari keindahan islam itu, mungkin lain waktu akan dijelaskan keindahan islam lainnya.

The last but not last… mengapa Islam itu itu indah ? Karena nilai-nilai yang terkandung di dalam islam itu diajarkan langsung oleh Allah SWT dan bukan dibuat oleh manusia manapun juga.